BANDARLAMPUNG, RUANGBERITA.CO.ID – Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 (MR) yang diduga menjadi korban bullying sudah dua Minggu enggan masuk sekolah. Senin (15/9/2025).
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh ibu Korban Endang saat ditemui ruangberita.co.id di rumahnya di gang Harimau 5 kelurahan Sukamenanti Baru Kecamatan Kedaton.
Endang menyampaikan bahwa anaknya MR sudah dua Minggu tidak mau masuk ke sekolah, beberapa waktu lalu MR sempat mengunci diri di kamar dan terlihat depresi.
” Dia (MR) sudah dua Minggu gak mau masuk kesekolah. Sudah saya paksa tapi dia tetap gak mau,” ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Menurutnya, MR sempat bercerita bahwa dirinya mendapatkan perlakuan bullying dari rekannya, namun sampai saat ini pihak sekolah belum ada itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Dia di bully, makanya dia gak mau masuk sekolah. Saya sempat menanyakan hal ini ke pihak sekolah, infonya orang tua si pembully itu mau datang kerumah kami untuk menyelesaikan masalah ini, namun nyatanya sampai saat ini tak kunjung datang,” ungkapnya.
“Ketika saya datang mengkonfirmasi , namun pihak sekolah terkesan menutupinya. Salah satu guru BK menyangkalnya bahwa tidak ada yang membully anak saya, ” imbuhnya.
Endang menyayangkan pihak sekolah yang sampai saat ini terlihat cuek dengan kejadian yang dialami putrinya.
“Sudah dua Minggu siswa tidak sekolah seharusnya pihak sekolah bertanya dong. Jangankan dua Minggu, tiga hari saja murid tidak masuk sekolah pastinya kan pihak sekolah akan bertanya ke orang tua murid atau berkunjung kerumah tapi ini tidak, tidak ada yang bertanya dan tidak ada yang datang,” katanya.
Sementara itu MR saat di konfirmasi ruangberita.co.id menyampaikan bahwa dia mendapat perlakuan bullying dari rekan sekelasnya mantan ketua kelas yang bernama ATF, hingga pada akhirnya semua siswa di kelasnya ikutan membully dan tidak menyukai keberadaannya di kelas tersebut.
“Saya di bilang miskin hama, sampai saat saya menerima MBG ada yang nyeletuk bilang kalau saya gak dapat MBG karena belum ngelist , gak ada di list. Dan ketika saya mendapat MBG mereka bilang iyalah orang miskin pasti senang dapat makan gratis. Saat ada kerja kelompok mereka selalu ngomong kenapa harus ada saya, mereka enggan satu kelompok dengan saya. Dan yang lebih parah lagi saya difitnah hamil,” ungkapnya dengan berlinang air mata.
Siswi yang duduk di kelas XII. 8 tersebut berharap, kedepannya masalah ini cepat ditindaklanjuti dan diselesaikan agar tidak ada siswa yang menjadi korban bullying lagi karena hal ini sangat merusak mental siswa.
“Perundungan ini sangat tidak menyenangkan di hati saya. Dengan saya berbicara ini, saya berharap tidak ada MR MR lain yang menjadi korban bullying, karena benar ini sangat merusak mental, kalau mental anak itu kuat seperti saya, kalau gak saya takut hal jauh seperti bunuh diri itu terjadi. Saya saja sempat down, mental saya rusak, saya sempat depresi , jadi saya mohon stop bullying,” harapnya.
Saat di konfirmasi, salah satu guru yang mewakili pihak sekolah , Kristianto menyampaikan bahwa pihak sekolah sudah melakukan koordinasi dengan guru BK untuk menindaklanjuti masalah ini.
” Tadi saya ketemu dengan guru BK sedang menyiapkan surat kunjungan kerumah untuk melihat secara langsung dirumah murid tersebut kenapa tidak pernah masuk sekolah,” ujarnya.
“Kan dia tidak selamanya tidak masuk, ketika masuk tersebut dia sudah diajak ngobrol sama guru BK. Anaknya memang agak tertutup ketika akan kita korek penyebabnya,” imbuhnya.
Kristianto menyangkal bahwa tidak ada guru BK di sekolah ini terkesan menutupi permasalahan ini mereka pastinya akan menjembatani permasalahan yang ada.
“Guru BK itu menjembatani permasalahan yang terjadi. Kalau untuk perundungan ini memang sudah tidak diperbolehkan lagi. Kita sudah melakukan sosialisasi saat pelaksanaan upacara bendera, dan saat siswa MPLS juga kita sertakan materi bullying,” ujarnya.
Menurutnya pihak sekolah akan mendiskusikan langkah yang harus dilakukan kesekolah terhadap pelaku pembullyan.
“Nanti akan kita diskusikan, karena kita harus hati-hati jika ingin menetapkan apakah itu pembullyan , dan akan kita diskusikan jalan keluarnya,” tuturnya.
Hingga berita ini dinaikan pihak sekolah baru membuat surat kunjungan ke rumah siswi yang bersangkutan. (Din)