Dugaan Kelalaian Medis di Puskesmas Perumnas Waykandis, Pasien Cabut Gigi hingga Rahang Bergeser

BANDARLAMPUNG, RUANGBERITA.CO.ID – Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Perumnas Waykandis diduga melakukan kelalaian medis. Selasa (17/9/2024).

Salah satu warga sekitar Eti mengaku dirinya sempat mengalami pergeseran rahang atau Dislokasi TMJ saat dirinya melakukan pencabutan gigi di puskesmas Way Kandis.

” Pada Rabu (12/9/2024), saya berobat ke puskesmas untuk mencabut gigi. Saat datang, rahang saya dalam keadaan normal, tapi setelah saya dicabut giginya rahang saya mengot, tidak bisa menutup mulut,” terangnya.

“Setelah saya berkaca melihat rahang saya mengot, saya kaget. Lalu saya tanyakan dok kok rahang saya begini? untuk berbicara saja agak sulit, dan tidak bisa menutup mulut. Dengan santai si dokter hanya bilang itu efek bius. Saya malah di suruh pulang, tanpa diberikan tindakan,” imbuhnya.

Sebelumnya, dia pernah melakukan pencabutan gigi di puskesmas yang sama, namun dokter yang menanganinya berbeda, saat pencabutan gigi pada hari Rabu ibu Eti ditangani oleh drg. Anggraeni bersama satu orang perawat.

“Saya sudah dua kali, pertama kali aman gak ada masalah seperti ini, nah ini yang kedua kali dokternya beda, bukan yang biasanya. Sepertinya dokter tersebut baru,” jelasnya.

Foto : Pasien yang mengalami pergeseran rahang hingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Airan

Lanjutnya, ia merasa kecewa dengan pelayanan di puskesmas tersebut lantaran saat dirinya shock hingga muntah dan pingsan dokter tersebut tidak melakukan tindakan apapun, hingga akhirnya anak perempuannya meminta agar dirinya dirujuk ke rumah sakit.

“Saat saya kembali lagi kesitu bersama anak saya, dokter tersebut malah sibuk melakukan pembenaran dan pembelaan diri. Sampai saya muntah dan pingsan pun gak dilakukan tindakan, hingga anak perempuan saya ngotot minta surat rujukan agar saya dibawa ke rumah sakit, karena anak saya takut jika tidak ditangani langsung maka nantinya pergeseran rahang akan permanen,” bebernya.

Eti menerangkan pada saat kejadian, dirinya tidak mendapatkan pelayanan penggunaan mobil ambulance mengingat kondisi dirinya yang masih lemas akibat muntah dan pingsan.

“Gak ada bantuan ambulance, saya hanya dipesan grab oleh salah satu dokter jaga IGD. Dan hanya dokter jaga IGD tersebut yang menenangkan saya, memberikan oksigen dan menuntun saya sampai keruang IGD sampai memesankan grab dimana yang lainnya hanya menonton dan ada salah satu yang memvideokan tapi dihalangi anak saya, sementara dokter dan perawat gigi tidak ada tindakan apapun selain hanya membenarkan diri,” terangnya.

Menurut wanita berusia 54 tahun tersebut, setelah dirujuk di RS Airan dirinya disarankan untuk melakukan operasi dengan diagnosa Dislokasi TMJ dan saat operasi tengah berlangsung pihak Puskesmas datang menemui anaknya.

” Pada hari kamis saya menjalani operasi. Dan saat saya di operasi pihak puskesmas datang menemui anak saya berkata bahwa kedatangan mereka merupakan itikad baik dari pihak puskesmas, mereka tetap melakukan pembelaan dan pembenaran menyalahkan saya kenapa masalah ini diperbesar, kata mereka rahang mengot saat cabut gigi itu hal biasa. Sampai saat saya pulang pihak puskesmas juga belum ada yang datang untuk meminta maaf bertemu dengan saya secara langsung terkait kejadian ini,” ujarnya.

Sementara Fayza anak dari korban, mengaku bahwa dirinya ditemui oleh pihak puskesmas di RS Airan.

“Mereka datang menemui saya saat ibu saya sedang menjalani operasi. Mereka bilang itu hal biasa, jangan dibesar-besarkan. Kalau menurut mereka biasa, tapi bagi saya dan ibu saya yang orang awam akan medis tentu ini membuat shock,” jelasnya.

” setelah panjang lebar terkait medis tuh, baru mereka ngomong semoga ini bisa diselesaikan secara baik-baik. Namun, hingga ibu saya pulang ke rumah petugas puskesmas tidak datang kerumah untuk menemui ibu saya, karena yang disini kan yang korban ibu saya,” imbuhnya.

Diketahui, kekecewaan terhadap pelayanan puskesmas Perumnas Waykandis juga disampaikan oleh warga sekitar. Mereka menilai pelayanan di puskesmas tersebut buruk, dari petugas kurang ramah sampai abai terhadap kondisi pasien.

Hingga berita ini dinaikkan, belum ada jawaban dari pihak Puskesmas Perumnas Waykandis, saat dicoba konfirmasi Ruangberita.co.id kepala Puskesmas Perumnas Waykandis, Dr. Rhomy tidak ada ditempat, dan saat dihubungi via WhatsApp tidak dibalas serta saat dihubungi via telepon tidak diangkat. (Din/LN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *