BANDARLAMPUNG, RUANGBERITA.CO.ID – Adanya aktivitas penggerusan bukit di daerah bukit Campang Raya kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi dituding menjadi penyebab banjir di wilayah sekitar bukit tersebut.
Hal tersebut di ungkapkan langsung oleh salah warga perumahan vila bukit Tirtayasa , Gani. Ia mengatakan bahwa sebelumnya di daerahnya tidak pernah di landa banjir .
“Ini kok, diperhatikan setelah bukit digerus di wilayah kita kerap banjir, padahal sebelumnya tidak pernah banjir,” ungkapnya.
Lanjutnya, wilayah yang terkena imbas banjir akibat penggerusan bukit ini selain di wilayahnya (perumahan vila bukit Tirtayasa) akan tetapi juga di perumahan Bahtera Bumi Indah (BBI).
“Ada dua tempat yang mengalami banjir, di vila bukit Tirtayasa dan perumahan Bahtera Bumi Indah itu juga terdampak juga terutama warga perumahan Blok E3 dan E4 ,”tegasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Zamidi warga RT 02. Ia mengatakan di luar perumahan, yang jaraknya sangat dekat dengan penggerusan, mengalami banjir dengan air keruh kecoklat-coklatan bisa sampai selutut orang dewasa.
“Banjir tersebut berwarna coklat dan membawa tanah merah ke area perumahan kita,” jelasnya.
Camat Sukabumi, Sahrial mengatakan setelah di dua wilayah tersebut mengalami kebanjiran, ia sempat meninjau langsung dan menegur pihak pengelola bukit “Endel”.
” Kita tinjau dan tegur langsung. Saat itu juga kita meminta kepada pihak pengelola untuk membuatkan siring agar warga tak mengalami banjir,” katanya.
Saat ditanya terkait izin, Sahrial menyampaikan bahwa hingga saat ini galian tipe C tersebut tidak memiliki izin.
” Belum ada izin ke kami, dan sepertinya izin yang lainnya juga tidak ada,” paparnya.
Dari pantauan di lapangan banyak mobil truk yang mengantri untuk mengangkut batu dan satu escavator yang digunakan untuk mengeruk bukit tersebut. Sebelumnya, aktivitas pengerukan bukit tersebut pernah diberhentikan, namun dalam beberapa waktu ini aktivitas penggerusan bukit masih berlangsung. Ini menunjukkan tidak adanya sifat tegas dari pemerintah atau stakeholder terkait dan mereka terkesan menutup mata. (Din)